Jumat, 21 Oktober 2011

Cabang-Cabang Ilmu Bahasa

CABANG-CABANG ILMU BAHASA
                              
          Cabang atau tataran analisis bahasa meliputi: (i) fonologi (ilmu mengenai bunyi); (ii) morfologi (ilmu mengenai pembentukan kata); (iii) sintaksis (ilmu mengenai kalimat); dan (iv) semantik (ilmu mengenai makna). Masing-masing tataran analisis bahasa tersebut memilki satuan bahasa (satuan gramatikal) sebagai satuan yang dipakai sebagai dasar analisisnya.
            Fonologi memilki satuan bahasa yang berupa fonem; morfologi memilki satuan bahasa yang berupa morfem dan kata; sintaksis memilki satuan bahasa yang berupa frasa, klausa, dan kalimat. Kecuali tataran fonologi, semua tataran analisis bahasa itu selalu berhubungan dengan makna (semantik).

A.  Fonologi
            Chomsky dan Halle (1968) mengungkapkan bahwa fonologi adalah “piranti penafsir” yang menjembatani struktur luar (surface structure) dengan bentuk fonetisnya. Fonologi merupakan cabang atau tataran ilmu bahasa yang membicarakan mengenai bunyi dan fonem.

  Ruang Lingkup Fonologi
Secara sederhana, materi bidang fonologi dalam kajian ilmu bahasa dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      fonetik dan fonemik;
2)      pengenalan alat ucap;
3)      proses terjadinya bunyi bahasa atau mekanisme ujaran;
4)      klasifikasi bunyi: fonem vokal dan konsonan, fonem kluster dan diftong;
5)      unsur suprasegmental; dan
6)      silabel (suku kata).


B.  Morfologi
            Morfologi merupakan cabang atau tataran ilmu bahasa yang bersama-sama dengan sintaksis termasuk ke dalam gramatika atau tata bahasa. Morfologi berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu kata morphology, yang berarti ilmu tentang morfem. Morfologi awalnya disebut sebagai morphemics, yang diambil dari bahasa Grieka. Istilah morfologi berpadanan dengan kata dalam bahasa Jerman, yakni formenlehre yang dalam bahasa Inggris berarti the study of form.
            Crystal (1992) mendefinisikan morfologi sebagai “the branch of grammar which studies the structure of words” (morfologi merupakan cabang gramatika/ tata bahasa yang mengkaji struktur kata).

  Ruang Lingkup Morfologi
            Ruang lingkup materi pembahasan morfologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)      morfem dan cara mengidentifikasinya;
2)      morf dan alomorf;
3)      klasifikasi morfem; dan
4)      kata: hakikat, klasifikasi; serta cara pembentukannya;
a.  proses morfologis; dan
b.  morfofenemik.


C.  Sintaksis
          Istilah sintaksis secara langsung terampil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Pateda (1994), menyatakan bahwa sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = “dengan” + tattein “menempatkan”). Jadi, kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama menjadi kelompok kata atau kalimat.

  Ruang Lingkup Sintaksis
            Ruang lingkup pembahasan sintaksis meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)      alat sintaksis;
2)      satuan-satuan sintaksis;
3)      jenis dalam satuan-satuan sintaksis; dan
4)      analisis sintaksis.


D.  Semantik
            Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna (‘arti’, yang dalam bahasa Inggris disebut meaning). Istilah ini merupakan istilah baru dalam bahasa Inggris.
            Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Prancis yang diserap dari bahasa Yunani dan diperkenalkan oleh M. Breal. Di dalam kedua istilah itu (semantics dan semantique), sebenarnya semantik belum tegas membahas makna sebagai objeknya sebab yang dibahas lebih banyak yang berhubungan dengan sejarahnya.
            Coseriu dan geckeler menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga istilah yang berhubungan dengan semantik, yaitu: (i) linguistic semantics; (ii) the semantics of logicians; dan (iii) general semantics.
           
  Ruang Lingkup Semantik
            Objek semantik ialah makna. Sebagai sebuah disiplin ilmu, semantik memiliki ruang lingkup kajian sebagai berikut:
1)      pengertian semantik;
2)      jenis semantik;
3)      kedudukan semantik dalam semiotik;
4)      hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain;
5)      pengertian makna;
6)      jenis-jenis makna;
7)      perubahan makna;
8)      hubungan makna dalam gaya bahasa, peribahasa, dan ungkapan;
9)      hal-hal yang berkait dengan relasi makna, seperti antonim, hiponim, homonim, polisemi, sinonim, dan medan makna; dan
10)  Cara menganalisis makna.

2 komentar: